Jumat, Juli 16, 2010

Transmigrasi untuk menjadi wirausaha

Sulitnya mencari lapangan pekerjaan di wilayah tempat tinggal membuat program pemerintah dalam bentuk transmigrasi kembali diminati masyarakat. Pada tahun 2010 ini Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Mojokerto mencatat sebanyak 15 kepala keluarga (KK) yang sudah mendaftarkan diri dalam program tersebut. Bahkan, mereka menyatakan siap untuk diberangkatkan bersama keluarga. Sebanyak 15 KK tersebut sedianya akan mengikuti program transmigrasi tahun 2010 menuju Sulawesi Tenggara (Sulteng), tepatnya di wilayah Donggala.

Sebagian masyarakat Kabupaten Mojokerto lebih memilih program transmigrasi dari pada menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Ini karena persyaratan menjadi TKI ke luar negeri rumit dan rentan tertimpa masalah. Untuk mengikuti program transmigrasi, tidak banyak persyaratannya, hanya harus benar-benar warga asli.

Pemerintah Kota Pekalongan juga akan memberangkatkan kembali 10 KK calon transmigram ke Tanjung Aur, Kabupaten Bengkulu Selatan pada Agustus 2010. Sejak tahun 2004 hingga 2009, Pemerintah Kota Pekalongan telah memberangkatkan transmigran sebanyak 35 KK atau 143 orang ke sejumlah provinsi. Pada tahun 2004, sebanyak lima KK atau 19 orang transmigran diberangkatkan ke Konawe Selatan, Sulsel, sedangkan tahun 2007 sebanyak 15 KK ke Tepian Langsat, Kaltim.

Angka transmigrasi di Kabupaten Banyuwangi merupakan yang tertinggi di Jatim dengan jumlah peserta yang diberangkatkan selalu meningkat setiap tahun. Pada tahun 2009 dari 250 KK, baru 27 KK yang diberangkatkan di Sultra, dan tahun 2010 meningkat menjadi 38 KK. Selama ini kabupaten yang menjadi daerah tujuan transmigran asal Banyuwangi di antaranya Sultra dan Maluku Utara. Diharapkan pada tahun 2011 banyak kabupaten yang bersedia menerima transmigran asal Banyuwangi, sehingga menambah peluang bagi pendaftar peserta transmigran untuk segera yang diberangkatkan.

Pemerintah Kabupaten Sumedang juga meminta kuota transmigrasi bagi masyarakat di Kabupaten Sumedang diperbanyak. Hal itu untuk mengatasi penyediaan lahan bagi warga dari daerah calon genangan Waduk Jatigede, khususnya untuk program transmigrasi Program Inti Rakyat (PIR) kelapa sawit. Langkah pemerintah untuk merelokasi ribuan KK dari daerah genangan Waduk Jatigede yang lahannya telah dibebaskan antara tahun 1984-1986, sampai sekarang belum bisa diwujudkan. Waduk Jatigede telah dijadwalkan pemerintah selesai pada akhir tahun 2013.

Program transmigrasi bertujuan untuk membantu warga agar mampu hidup layak serta mengisi wilayah yang kosong dengan tujuan penyebaran penduduk. Penyelenggaraan transmigrasi merupakan bagian integral dari pembangunan nasional untuk peningkatan dan pemerataan pembangunan antar-daerah dan wilayah.

Pemerintah, dalam hal ini Kemenakertrans menyatakan, pembangunan kawasan transmigrasi tidak hanya bertumpu pada pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan karakter kebangsaan. Pembangunan karakter bangsa ini semakin penting artinya terkait dengan tantangan zaman untuk semakin memperkuat sendi-sendi kebangsaan. Dalam program utamanya, transmigrasi bertujuan untuk pemerataan pembangunan daerah, kesejahteraan rakyat dan memperkokoh NKRI.

Salah satu cara yang ditempuh Kemenakertrans untuk memperkokoh NKRI adalah melalui pesantren transmigrasi. Untuk pertama kalinya pesantren akan dibangun di tiga kawasan transmigrasi, yaitu di Kota Terpadu Mandiri (KTM) Mesuji, Lampung, Parit Rambutan dan Telang, Sumsel. Keberadaan pesantren juga untuk melengkapi pendidikan formal yang sudah ada di kawasan transmigrasi.

Saat ini Indonesia masih dihadapi dengan permasalahan kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan data BPSper Desember 2009, angka kemskinan di Indonesia mencapai 32,5 juta KK atau 14,15% dari jumlah penduduk yang mencapai 230 juta jiwa. Pemerintah menargetkan angka kemiskinan di Indonesia pada tahun 2014 bisa berkurang menjadi 8% hingga 10% dari jumlah penduduk. Sementara itu, angka pengangguran terbuka di Indonesia per Desember 2009 cukup tinggi yaitu 8,96 juta orang atau 7,87% dari 113,83 juta angkatan kerja. Pemerintah menargetkan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2014 bisa berkurang menjadi sekitar 5 - 6%.

Masih tingginya angka pengangguran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain (i) jumlah penduduk yang cukup besar dengan tingkat pendidikan dan produktivitas yang relatif rendah serta sebagian besar masih terkonsentrasi di perdesaan, (ii) terbatasnya peluang dan kesempatan kerja di sektor formal, (iii) ketidaksesuaian kompetensi yang dimiliki tenaga kerja terhadap kebutuhan pasar kerja, (iv) belum dimanfaatkannya secara optimal potensi sumber daya alam yang ada, (v) sikap psikologis dan kultur berwirausaha yang belum terbentuk secara baik di kalangan masyarakat.

Untuk mengatasi hal ini, Menakertrans memprioritaskan program untuk mengembangkan kewirausahaan sebagai solusi penciptaan lapangan kerja baru di tengah terbatasnya lapangan kerja di sektor formal saat ini. Kemenakertrans mengusung dua program, yaitu Program Desa Produktif yang dibina oleh unit kerja bidang ketenagakerjaan, dan Program Transmigrasi yang dibina oleh unit kerja di bidang ketransmigrasian.

Pengembangan kewirausahaan melalui program transmigrasi sudah dimulai dari kegiatan penyiapan calon transmigran hingga pembinaan di kawasan transmigrasi. Ini disertai dengan pemberian bantuan oleh pemerintah, baik berupa pendidikan/pelatihan kewirausahaan maupun bantuan modal usaha mulai Rp30 juta hingga Rp 80 juta/KK. Dana ini dikucurkan dalam rentang waktu lima tahun. Melalui bantuan ini, sejak awal transmigran sudah memiliki aset fisik berupa perumahan dan lahan usaha. Ini ditambah dengan aset permodalan sehingga bisa menjadi seorang wirausaha di kawasan transmigrasi.

Untuk membangun kewirausahaan di kawasan transmigrasi diperlukan pelatihan dan pendampingan agar transmigran memiliki jiwa wirausaha dan mampu melihat peluang usaha serta potensi yang ada. Selain itu transmigran juga didorong untuk bisa memanfaatkan sumber daya yang ada dan mempraktikkannya menjadi kegiatan usaha produktif. Keputusan untuk menjadi transmigran di tempat baru sebenarnya sudah menjadi modal dasar bagi transmigran untuk menjadi wirausahawan. (AI)

Tidak ada komentar: