Rabu, September 29, 2010

Rusunawa di berbagai daerah

Guna memenuhi kebutuhan perumahan, Pemda DKI Jakarta akan membangun 400 unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Pembangunan ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan kecil. Pembangunan rusunawa juga bertujuan mengurangi kekumuhan di wilayah Jakarta yang padat. Pihak Pemda DKI sudah mempersiapkan 5 lokasi rusunawa di Jakarta Timur.

Dari lima lokasi tersebut tidak semuanya dibangun pada tahun 2010 ini lantaran alokasi anggaran yang minim. Pembangunan rusunawa tersebut dilakukan secara bertahap dan bergantian di berbagai wilayah Jakarta, tergantung wilayah mana yang lebih membutuhkan. Tiap blok menara rusunawa terdiri dari 100 unit satuan rumah susun (sarusun). Anggaran pembangunan tiap blok sekitar Rp24 miliar. Apabila terdapat kelebihan dana anggaran perumahan, maka akan dipergunakan untuk pembangunan rusunawa di Jakarta Barat. Sementara itu untuk Jakarta Pusat, pemda belum berencana membangun rusunawa karena sulitnya lahan.

Di Batam, PT Jamsostek (persero) akan memulai pembangunan tujuh twinblock (menara kembar) rusunawa di Kawasan Industri Kabil (KIK) Batam pada akhir tahun 2010, setelah selesainya pembangunan tiga twinblock di kawasan yang sama. Secara keseluruhan rusunawa yang dibangun BUMN ini di KIK sebanyak 10 twinblock itu dengan total dana yang dibutuhkan sekitar Rp120 miliar, dengan biaya setiap menara sedikitnya Rp12 miliar untuk menampung lebih dari 3.000 peserta jamsostek. Sebelumnya di Batam, Jamsostek juga membangun satu menara kembar di Mukakuning yang diperuntukkan bagi sedikitnya 312 orang peserta jamsostek dengan jumlah 75 unit rumah.

Sukses membangun rusunawa di Batam, Jamsostek mendapat banyak permintaan untuk membangun rusunawa di tempat lain, antara lain Jawa Timur, Makasar, dan Jawa Barat. Namun demikian, Jamsostek tidak akan sembarangan membangun rusunawa. Jamsostek berusaha mencari tempat yang strategis, yaitu yang paling dekat kawasan industri, untuk menghemat biaya transpor dan produktivitas terjaga.

Sebenarnya pembangunan rusunawa Jamsostek di Batam merupakan proyek tidak untung, karena uang yang dipakai untuk pembiayaan proyek tersebut menggunakan Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP) yang akan kembali setelah 30 tahun. Akan tetapi, ada beberapa kriteria yang memudahkan sehingga Jamsostek mau membangun proyek tersebut di Batam, diantaranya adalah harga tanah untuk bangunan yang dipergunakan selama tiga puluh tahun masih sangat murah. Selain itu, pasar penyewa di daerah tersebut sangat potensial, karena banyak orang yang bekerja dan telah lama menetap namun tidak membawa serta keluarganya, atau istilahnya bujang lokal. Dan yang terakhir, pemda Batam aktif dan memfasilitasi proyek tersebut.

Di Ambarawa, rusunawa yang dibangun di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah untuk warga tidak mampu masih sepi peminat. Hal ini disebabkan harganya dianggap terlalu mahal. Pendaftar rusunawa tersebut hingga kini masih 14 orang, padahal yang disediakan 96 unit. Sebenarnya pada saat sosialisasi banyak yang mendaftar, hanya saja setelah muncul Perda No.4/2010 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Atas Rumah Susun Sederhana Sewa, banyak warga yang mengundurkan diri karena tidak bisa memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Berdasarkan Perda tersebut, harga sewa bangunan rusunawa lima lantai tersebut bermacam-macam, mulai dari Rp89 ribu hingga Rp145 ribu/bulan.

Rusunawa itu diperuntukkan kepada warga yang belum mempunyai rumah dan pendapatan setiap bulannya setara dengan upah minimum regional (UMR) atau di bawahnya. Pembangunan rusunawa itu bertujuan untuk mengurangi perumahan kumuh yang ada di kawasan Ambarawa. Pasalnya, di sekitar Ambarawa hingga saat ini masih banyak perumahan kumuh yang dihuni oleh para pedagang kaki lima (PKL). Rusunawa itu diperkirakan akan difungsikan pada tahun 2011, karena biaya operasionalnya masih diajukan ke APBD Perubahan 2010.

Dari Balikpapan dikabarkan Dinas Tata Kota dan Pemukiman (DTKP) Pemkot Balikpapan telah membentuk organisasi baru yang secara khusus menangani permasalahan rusunawa milik pemkot. Balikpapan sudah memiliki tiga unit rusunawa dengan jumlah total sebanyak 212 unit rumah. Pertama, rusunawa di kawasan Jalan Ruhui Rayu II sebanyak 50 unit rumah sudah dibangun sejak tahun 90-an dan sudah ditempati masyarakat. Kedua, rusunawa yang baru saja selesai dikerjakan namun belum dihuni, yakni rusunawa di kawasan Sepinggan sebanyak 76 unit, dan ketiga, rusunawa Manggar sebanyak 96 unit rumah.

Rencananya, Balikpapan akan mendapatkan jatah dua twinblock rusunawa lagi, yakni masing-masing dari Kementerian PU dan Kemenpera, namun lokasinya belum dipastikan. Sesuai aturan, pemkot menyiapkan lahan, sedangkan bangunannya, pusat yang mengerjakan. Satu twinblock biayanya diperkirakan sekitar Rp9 sampai Rp12 milar.

Sementara itu, harga tanah yang kian melambung membuat Pemkab Malang kesulitan membebaskan tanah untuk akses menuju lahan pembangunan rusunawa. Rusunawa tersebut akan dibangun di Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, dan membutuhkan akses jalan selebar 8 m, sedangkan jalan yang dibebaskan baru 3 m. Rencananya, rusunawa ini diperuntukkan bagi karyawan yang bekerja di tempat industri kawasan Singosari dan Lawang. Bangunan seluas 18.600 m2 dan berlantai empat ini dibagi menjadi 240 unit kamar.

Meski ada bantuan dari pemerintah pusat untuk mendirikan rusunawa di Malang, namun pada praktiknya sulit diwujudkan mengingat harga di lokasi pembangunan melonjak jauh di atas harga appraisal. Normalnya, harga per meter tanah maksimal Rp400.000. Kenyataanya harga pasaran di lokasi pembangunan akses jalan menuju perumahan melonjak menjadi Rp3,5 juta hingga Rp 4,5 juta/m2.

Di Jawa Barat, Kemenpera juga akan membangun rusunawa bagi para pekerja pabrik yang berada di wilayah Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Peletakan batu pertama rencananya dimulai Oktober 2010 dengan mengambil lokasi di Kampung Kencehan, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancakekek. Pembangunan rusunawa khusus bagi pekerja pabrik di Rancaekek ini bertujuan untuk memudahkan aktivitas pekerja. Bangunan rusunawa tersebut direncanakan akan dibangun lima tingkat dengan luas 2 x 7 m. (AI)

Tidak ada komentar: